حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ
وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ
وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ
وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ
وَأَنْ تَسْتَقْسِمُوا بِالأزْلامِ ذَلِكُمْ فِسْقٌ الْيَوْمَ يَئِسَ
الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي
وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ
مُتَجَانِفٍ لإثْمٍ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“… pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah
Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa, Karena kelaparan tanpa sengaja
berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS Al Maidah (5) : 3)”.
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا
فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi” (QS Ali Imran (3) : 85)”
Perjalanan Rasulullah Saw bersama sahabat ra setapak demi setapak dalam
melaksanakan perintah Allah melalui wahyu yang disampaikan melalui
malaikat Jibril satu persatu dilaksanakan, tidak ada satu ayatpun yang
turun hanya dibaca saja, semua ayat Allah yang turun kepada Nabi Saw dan
para sahabatnya diupayakan pelaksanaan nya. Maka ajaran Islam ini
adalah ajaran yang menuntut kepada orang – orang yang meyakininya
sebagai suatu kebenaran, mereka dituntut bukti nyata didalam
pengamalanya disetiap aspek kehidupan. Dan apabila tuntutan itu
dilaksanakan maka bernilai bagi dirinya untuk keselamatan dunia dan
akhirat. Secara garis besar manusia dibagi menjadi dua saja yang beriman
kepada Allah maka syurgalah balasanya dan orang yang tidak beriman
kepada Allah dan nerakalah balasanya.
khilafatulmuslimin.com |
Manusia itu setiap akan berbuat pasti
akan menuruti “Hati” nya bukan Ilmunya, tidak bisa orang akan berbuat
tanpa perintah “Hati” inilah prinsip, maka kalau manusia dihatinya ada
“Iman” maka dikatakan orang “Beriman” sementara kalau dihatinya tidak
ada Iman maka “orang Kafir” namanya. Maka kalau “Hati” nya beriman maka
expresi dari perbuatanya adalah “Iman” namun sebaliknya kalau “Hati” nya
kafir maka expresi dari perbuatanya selalu membangkang kepada perintah
Allah, ini sesuatu yang mutlak. Maka jiwa atau Idiologinya ini dikatakan
“beraqidah Islam” apabila semua perbuatanya yang merupakan perintah
“Hati” mengikuti dan tunduk pada ajaran Islam.
Maka kalau orang berjiwa komunis,
beridiologi komunis atau dalam bahasa arabnya dikatakan beraqidah
komunis maka dia penganut komunis, begitu juga ketika berjiwa Pancasila,
beridiologi Pancasila atau beraqidah Pancasila maka disebut
Pancasilais.
Begitu juga didalam Islam dikatakan berjiwa Islam, beridiologi Islam
atau beraqidah Islam maka disebut “Aqidah Islam”. Maka kalau Islam maka
Aqidahnya satu yaitu Islam yaitu merupakan aturan Allah dan Rasul Nya
sementara Aqidah selain Islam banyak sekali seperti komunis, kapitalis,
liberalis dan lain – lain sebagainya. Maka garisnya adalah Islam atau
Kafir maka yang ragu – ragu dikatakan orang munafik, ini prinsip.
Islam tidak bisa dicampur (talbis), maka kalau ada “LailahaIlallah”
bercampur dengan“Thagut” maka tidak benar Tauhidnya. Intinya ada di QS
An Nahl (16):36, kalau dia “LailahaIlallah” maka wajib “Ijtinabuthagut”
inilah prinsip, aqidah dari “Tauhidullah” umat Islam.
Allah adalah Rabbul ‘alamin, Rab dunia dan akhirat, maka ketika kita
benar dan diketahui oleh Allah benar dalam pelaksanaanya sesuai
tuntutan Ad Dien dengan sempurna pelaksanaan demi pelaksanaan, maka
sempurnalah Diennya. Ad Dien ini sudah sempurna tidak perlu ditambah
ataupun dikurang, dalam bahasa lain Ad Dien ini yang sesuai dengan Al
Qur’an dan As Sunnah adalah sudah Final atau Ad Dien ini “Harga Mati”. Maka kalau ada orang yang mengaku Islam tetapi tidak mengakui bahwa
Islam itu harga mati maka mereka sesungguhnya tidak mengerti dan tidak
memahami Islam.
Bagi orang – orang yang beriman maka meyakini ayat Allah tidak boleh
ragu – ragu, maka ketika Allah katakan Islam ini sudah sempurna atau
sudah final (QS 5:3) maka mereka akan meyakini dan melaksanakan semua
perintah Nya. Secara rasionalpun harusnya akal kita berfikir bahwa Allah
yang maha mengetahui sebelum maupun sesudah kehidupan ini bahkan ribuan
tahun yang akan datang, yang mengetahui hari Qiyamat, yang Maha
segalanya, maka bagi orang yang beriman akan mengakui dan meyakini bahwa
memang Ad Dien yang datangnya dari Allah ini sudah sempurna sesuai
keterangan dari Allah Swt, tidak boleh dikurang maupun ditambah.
Terkadang ada orang yang karena sekolahnya tinggi disebutlah mereka
adalah “Intelektual” kemudian berpendapat bahwa hasil pemikiranya
merupakan “Harga Mati” maka sesungguhnya mereka berada didalam
“kejahilan” yang nyata, bagaimana mungkin manusia yang penuh dengan
kekurangan (dalam ayat Allah QS (33):72 dikatakan zhalim dan Bodoh)
mampu membuat aturan secara sempurna sementara dia sendiri penuh dengan
kekurangan. Maka mereka seharusnya mencari dan segera merubah pola
fikirnya bukan malah mengatakan “Harga Mati”, sungguh mereka tidak
rasionil dan kalau diukur dengan ajaran Allah maka itu merupakan
perbuatan yang durhaka kepada Allah sebagai mana firman Allah QS Ali
Imran (3):85.
Semua yang mengaku dirinya Islam baik
yang awam sekalipun (tidak perlu yang pintar) secara rasionil mengakui
bahwa Hukum/aturan Allah lebih baik daripada hukum/aturan manusia.
Bahkan Ulama, Mubaligh sekalipun kalau ditanya “ Hukum anda atau Hukum
Allah yang lebih baik ?” mereka semua pasti akan menjawab “Hukum Allah”
yang lebih baik, namun pertanyaanya kenapa tidak dipakai malah
ditinggalkan, diajak untuk bersatu dalam sistem yang dicontohkan oleh
Nabi Saw dan para sahabat dalam memperjuangkan tegaknya hukum Allah pun
mereka enggan dengan berbagai alasan belum saatnyalah, tidak cocoklah
dan lain sebagainya. Bahkan kalau mereka mengingkari, maka berhati –
hatilah akan sampai ketahap orang – orang Munafik, Naudzubillah.
Semoga semua baik yang awam, mubaligh dan para Ulama mau untuk diajak
bersatu didalam sistem yang sudah Allah perintahkan, dicontohkan oleh
Nabi Saw dan diikuti para sahabat dalam mendukung dan meneggakkan
aturan/hukum/undang-undang Allah Swt dan jangan bertahan dengan
kejahiliyahan nya. Dan bagi yang sudah menyadarinya maka segeralah
bertaubat kepada Allah SWT.
0 komentar:
Posting Komentar